Hal Yang Harus Diketahui Jika Ingin Sekolah Di Inggris

Ruby Lang – Berdasarkan antusiasme masyarakat saat ini, banyak yang ingin kuliah di Inggris. Baik untuk S1, S2 atau S3. Semua orang menginginkan Negeri Sejuta Menara. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan agar berhasil masuk ke universitas pilihan Anda dan tidak menderita di UK, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mendaftar. Apa pun?

1. Biaya

Biaya Biaya tentu merupakan faktor penting. Mengajar percetakan di Inggris itu mahal. Namun pada kenyataannya, itu tergantung pada pilihan spesialisasi, kota studi dan durasi studi. Biaya kuliah untuk pelajar Indonesia lebih mahal daripada penduduk lokal atau Uni Eropa. Untuk program S-1 dan S-2, biaya berkisar dari £16.000 hingga £40.000. Program studi sangat mempengaruhi biaya yang dibayarkan. Program medis misalnya, biayanya bisa mencapai £32.000 hingga £40.000.

Sementara itu, biaya hidup bervariasi menurut kota. Di London, Anda harus menyumbang setidaknya £1.250 per bulan, yang mencakup biaya akomodasi, makanan, dan transportasi.

2. Bahasa

Untuk ini, setiap universitas dan departemen juga memiliki aplikasi yang berbeda. Perbedaannya bukan artifisial, tetapi terkait dengan proses belajarnya. Gilbert Sanjaya, mahasiswa Indonesia di Oxford University, mengatakan kualifikasi bahasa di universitas tersebut cukup tinggi. “Biasanya IELTS minimal 7, bahkan ada yang minta 8,” ujarnya. Kondisinya masuk akal. Karena model pendidikan di Oxford lebih menekankan pada diskusi.

Tanpa kemampuan berbahasa yang baik, siswa akan kesulitan. Sementara itu, perguruan tinggi lain yang memiliki peringkat lebih rendah juga cenderung memiliki peringkat yang lebih rendah. Mahasiswa teknik dan sains cenderung memiliki kualifikasi bahasa yang lebih rendah.

Sedangkan untuk jurusan bahasa dan filsafat, rating bahasanya paling tinggi. Saat belajar jurnalistik di Goldsmith, University of London, misalnya, calon mahasiswa harus memiliki IELTS 8 dan tidak ada kategori yang bisa jatuh di bawah 7,5.

3. Kualifikasi Akademik

Untuk masuk ke jenjang S-1, sebagian besar universitas di Inggris akan membutuhkan sertifikat level A. Namun bukan berarti Anda yang tidak memilikinya tidak bisa mendaftar. Jacqueline Jenkins, Direktur Keterlibatan Pendidikan Tinggi, British Council London, mengatakan: “Mereka yang tidak memiliki A-level bisa masuk, tetapi mereka harus mengikuti yayasan.” Masa studi sarjana di Inggris, negara bagian Inggris, adalah 3 tahun.

Dengan mengambil basis, Anda akan menambahkan 1 tahun. Sedangkan di Skotlandia, durasi studi sarjana sama dengan di Indonesia, yaitu 4 tahun. Anda dapat memulihkan basis dalam waktu ini. Oleh karena itu, jangan menambah masa studi. Prestasi akademik itu penting, terutama jika Anda belajar di universitas yang berperingkat baik. Bagi Anda yang berminat untuk melanjutkan studi S-1 dan S-2, faktor ini patut dipertimbangkan. Jika Anda bermimpi masuk Oxford atau Cambridge, prestasi akademik akan menjadi faktor penting.

Jika Anda ingin mengejar gelar master di Oxford, misalnya, Anda harus memiliki setidaknya IPK 3,5 dalam gelar sarjana Anda. Tapi itu juga bukan saklek. Jika Anda memiliki pengalaman kerja dan pengaruh di komunitas yang lebih luas, faktor-faktor ini dapat menjadi pertimbangan perguruan tinggi. Sedangkan kalau mau ambil S-3 syaratnya beda. Sandoko Kosen, seorang mahasiswa PhD dalam fisika di Oxford, mengatakan keahlian penelitian, publikasi dan kompatibilitas dengan misi universitas adalah kuncinya.

4. Visa Pelajar

Ini adalah persyaratan penting untuk masuk ke Inggris dan menjadi mahasiswa. Namun, yang terbaik adalah jika pengaturan dilakukan setelah Anda diterima secara positif di universitas.

5. Mental

Last but not least, ada faktor mental. Ini adalah soal kemauan untuk beradaptasi dengan kondisi dan budaya lokal. Rachel Surijata, mahasiswa Indonesia di Goldsmith, University of London, mengatakan bahwa di Inggris Anda harus bisa menghemat uang. “Anda tidak bisa berkeliaran seperti di Indonesia,” katanya. Rachel telah beradaptasi dengan memasak makanannya sendiri.

Terkadang, seperti yang ditemukan Kompas.com, isiannya sobek-sobek saja. Hal yang sama berlaku untuk banyak siswa Indonesia lainnya. Hal lain adalah persyaratan studi. Belajar di Inggris tidak seperti di Indonesia, kata mahasiswa Queen Mary University Alexander Tigor. “Ada banyak dokumen yang harus diselesaikan. Selain itu, kami juga banyak berbincang dan belajar bersama di luar kelas,” ujarnya. Gilbert mengatakan hal yang sama. “Di Oxford, pekerjaan menumpuk. Terkadang Anda harus pergi ke perpustakaan untuk belajar selama liburan,” katanya. Jadi, jangan bayangkan nikmatnya kuliah di Inggris. bayangkan pertarungannya. Namun setelah lulus, Anda mungkin bisa menikmati karir yang bagus karena Anda lulus dari universitas di negara yang terkenal dengan kualitas pendidikannya.

Referensi:

Kelas Elektronika